![]() |
| Bahrusyofan Hasanudin & Gita Amelia Putri |
Untuk Istriku Tercinta,
Anugerah Terindah dari Allah,
Izinkan saya menyanyikan lagu dalam tulisan dengan hati,jiwa, serta fikiran saya ingin bernostalgia dengan tulisan tulisan saya, kenapa begitu...? Yaaa, terus terang saja, suaranya bikin mules atau sakit perut :) dan satu lagi apabila membaca artikel ini sandingkan dengan musik nostalgia dengan judul "kutakkan Bersuara," (Nike Ardila).
"Izinkan cintaku
Berbunga di hatimu
Biar terus mekar
Jadi kenyataan
T'lah lama ku dahaga
Belaian seorang insan
S'moga bersamamu
Ceria hidupku
Ku tak akan bersuara
Walau dirimu kekurangan
Hanya setiamu itu kuharapkan
Ku tak akan menduakan
Walau kilauan menggoda
Kasih dan sayangku tetap utuh untukmu
Hanya kupinta darimu
Setialah selamanya
Sehingga abadi cinta ini, Sayang
Itu kudoakan
Ku tak akan bersuara
Walau dirimu kekurangan
Hanya setiamu itu kuharapkan
Ku tak akan menduakan
Walau kilauan menggoda
Kasih dan sayangku tetap utuh untukmu
Hanya kupinta darimu
Setialah selamanya
Sehingga abadi cinta ini, Sayang
Itu kudoakan
Tak mungkin 'kan terjadi
Kehancuran cinta kita
Andainya hatimu
Seperti hatiku
Andainya hatimu
Seperti hatiku
Sumber: Musixmatch
Penulis lagu: Saari Jusoh
Lirik Aku Tak Akan Bersuara © Universal Music Publishing Sdn. Bhd.
Dalam diamku, mungkin kau pernah bertanya mengapa aku jarang berkata manis, atau menunjukkan rasa dengan kata-kata seperti dulu. Tapi hari ini, izinkan aku menyampaikan isi hati, dengan bahasa yang tak selalu terdengar, namun semoga terasa.
Aku teringat akan lirik lagu “Kutakkan Bersuara”, tentang cinta yang memilih untuk tidak banyak bicara, tapi tetap setia. Aku merasa itu mewakili caraku mencintaimu bukan dengan suara lantang, melainkan dengan kehadiran yang tetap, dengan doa yang diam-diam kupanjatkan setiap sepertiga malam, dan dengan usaha yang terus kulakukan, walau tak selalu terlihat.
Aku belajar dari Rasulullah ï·º, bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kata, tapi tentang tanggung jawab, kesabaran, dan keteguhan hati. Aku mencintaimu bukan hanya sebagai pasangan, tapi sebagai amanah dari Allah yang harus kujaga, kuhormati, dan kudoakan.
Jika sikapku pernah membuatmu ragu atau merasa jauh, maafkan aku. Aku bukan suami yang sempurna, tapi aku ingin menjadi suami yang mendekatkanmu pada surga. Aku ingin cinta kita bukan sekadar sampai di dunia, tapi abadi dalam ridha-Nya.
Terima kasih telah menjadi sahabat teman hidup dalam ibadah, penyejuk dalam lelah, dan pelipur dalam ujian. Aku tak selalu bisa bersuara, tapi percayalah, aku selalu berdoa.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya atas rumah tangga kita dan anak kita, dan menjadikan kita pasangan yang saling menguatkan menuju Jannah.
Dengan cinta yang tunduk kepada-Nya,
Suamimu

