Aktivis mahasiswa yang syarat dan kental dengan kekuatan idealisme, menjadi
teropong atas kebijakan penguasa kepada rakyat, selalu bergerak atas
dinamisasi roda jaman (katanya begitu), pecandu mozaik ilmu dan pengetahuan.
Meskipun kerap kali badan akrab dengan bau kangkung, keramas sebulan sekali
dan memakai baju yang itu itu aja. Asal diketahui, dari situlah karakter dan
mental aktivis mahasiswa terbentuk
Meminjam istilah Antonio Gramsci yang terkenal itu yaitu kredo “Intelektual
Organik” yang memberi makna, mereka (kelompok) yang dengan kesadaran dan
pengetahuannya mengambil langkah untuk membangkitkan kesadaran pelawanan
terhadap agenda penguasa. Sebutan ini layak disematkan kepada para aktivis
mahasiswa. Selalu memobilisasi diri untuk kepentingan umat dengan jalan
pemikiran via JALUR POLITIK !!!
Kali ini lebih menarik pembahasannya ! selain potensi potensi yang
disebutkan diawal. Ada potensi yang ora umum pada mahasiswa
kebanyakan bagi aktivis mahasiswa. Potensi menjadi Politisi !
Bagaimana tidak, aktivitas mereka tidak pernah lepas dari pelajaran
berpolitik. Mengorganisasi kelompok, ikut pemenangan kontestasi organisasi
yang terkenal dengan dinamika tarung bebas sampai pencak dor-nya. Melakukan advokasi terhadap kebijakan yang dianggap tidak pro terhadap
rakyat. Buah dan cermin para aktivis mahasiswa melakukan mobilisasi politik
dalam aktivitasnya. Ini potensi besar selain hanya sekedar menjadi agent of change tapi juga iron stock manusia yang akan memimpin
bangsa dimasa yang akan datang
Sejarah dan waktu membuktikan para alumnus aktivis mahasiswa yang melambung
namanya saat masa ke-aktivisannya menjadi bagian dari praktisi politik itu
sendiri. Sebagai bagian dari contoh, alumnus “Gerakan Reformasi”. Nama beken
seperti Andrian Napitupulu, Budiman Sudjatmiko, Fahri Hamzah, Fadli Zon
sampai Anas Urbaningrum kesemuanya ikut andil langsung dalam praktek
berpolitik. Meneruskan PERJUANGAN DARI DALAM PAGAR !
Yah, meskipun Andrian Napitupulu gemar tidur dalam sidang rakyat saat dia
sudah menjadi Anggota Dewan. Budiman Sudjatmiko menjadi moncong
pembenaran bagi penguasa (rezim). Atau yang paling apes Anas Urbaningrum
harus mendekam dibalik jeruji besi karena kasus Hambalang. Ini bukan
progress report ya ! hanya acuan bagi aktivis yang ingin berpolitik jangan
sampai (teruskan sendiri sajalah)
Masih banyak alumni aktivis mahasiswa yang baik ditataran politik. Kita
berani bertaruh bahwa 90% yang duduk di parlemen diisi para alumni aktivis
mahasiswa. Birokrasi sampai bawah anak lembaganya juga diisi para alumni
aktivis. Tidak ada yang salah, yang salah adalah saat alumni aktivis ini
sudah mulai pragmatis dan paradoks dalam memandang sesuatu apalagi
memanfaatkan jabatan politiknya
Eits, selain berpolitik banyak juga alumni aktivis yang memilih jalan lain.
Ntah karena memiliki pandangan dan frekuensi yang lain atau melanjutkan
perjuangannya dengan cara yang lain. Banyak alumni aktivis yang tak kalah
sukses saat memilih jalan menjadi pengusaha, jurnalis, penulis, akademisi
atau juga ternak lele. Setiap orang berhak memilih jalan hidupnya, tanpa
harus melabeli dan memberikan dogma seorang aktivis mahasiswa harus menjadi
ini dan itu. Terlalu sempit, yang penting halal ! dan tidak merenggut
kebebasan dan kenyamanan orang lain. Lebih lebih merugikan
orang lain
Selain ternak lele, ada juga kog yang ternak nila, ternak kambing juga
banyak. Ternak program koleganya mantan aktivis yang sukses berpolitik
tambah banyak
Yang menganggur ? makin banyak (berceceran). Terlalu sempit memaknai dunia aktivis hanya sebatas dunia angan angan intelektual yang penuh dengan literal teks dan tanpa berjalan seiringan bersama konteks ! miskin INOVASI dan tidak KREATIF ! literal itu sih aktivis banget, tapi masa sih harus buat kartu pra kerja pasca lulus kuliah karena kurang ladang (inovasi)
Hidup kadang tak seindah cocote Karl Marx dan Hegel bruh !!!
Panjang Umur Perjuangan !!!
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-1575326742996905"
crossorigin="anonymous"></script>

