LUMAJANG – Dalam kehidupan sosial masyarakat modern saat ini, kejujuran mulai terasa menjadi barang langka. Padahal, nilai kejujuran merupakan fondasi utama bagi tegaknya moral, keadilan, dan kepercayaan antar manusia. Dalam ajaran Islam, kejujuran tidak sekadar nilai etika, melainkan juga perintah ilahi yang menjadi bagian dari keimanan seorang hamba.
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan الصِّدْق (as-shidq) atau صِدِّيْق (siddīq), yang berarti benar, nyata, dan berkata benar. Kejujuran menjadi dasar bagi tegaknya nilai kebenaran karena jujur identik dengan benar. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 70:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (٧٠)
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah SWT dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 70)
Ayat ini mengandung pesan moral bahwa keimanan sejati selalu diwujudkan dalam ucapan yang lurus dan jujur. Ucapan yang benar menjadi cermin dari hati yang bersih dan pikiran yang waras.
Namun realitasnya, masih banyak orang yang gemar berkata benar, tetapi enggan bertindak sesuai perkataannya. Fenomena ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan ini dikritik keras dalam firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (٢)
كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (٣)
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sungguh besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
(Q.S. As-Saff [61]: 2–3)
Pesan ini mengandung makna strategis bahwa kejujuran adalah keselarasan antara kata dan perbuatan. Masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran akan tumbuh menjadi masyarakat yang beradab, penuh kepercayaan, dan bebas dari kemunafikan sosial.
Kejujuran juga berarti menjaga amanah. Orang jujur adalah mereka yang mampu menjaga titipan, menghargai kepercayaan, dan tidak mengkhianati tanggung jawabnya. Nilai ini sangat penting diterapkan, baik dalam keluarga, pendidikan, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa kejujuran, segala sistem dan lembaga akan rapuh karena hilangnya kepercayaan publik.
“Agama tidak pernah menyuruh sesuatu yang tidak membawa keselamatan dan kebahagiaan jiwa, dan agama tidak melarang kecuali agar manusia terhindar dari kesengsaraan,” demikian pesan moral yang sering disampaikan para ulama.
Saling jujurlah terhadap teman, orang tua, dan atasan, karena kejujuran membawa ketenangan dan keberkahan hidup. Sebab, keindahan hidup akan terasa bila dijalani dengan hati yang jujur dan ucapan yang benar, sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Bahrusyofan Hasanudin, santri ulil albab Yosowilangun meleman wotgaleh

