وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ (٧) ابراهيم
7.Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (١٨) annahal
18.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang."
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا (٣٤)النساء
34. Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.
وَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تُقْسِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰٓى اَلَّا تَعُوْلُوْاۗ
Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ النساء(١٠٠)النساء
100. Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di Bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang
ادعو ربي انتكون من نصبي
"Aku berdoa kepada allah agar supaya kamu termasuk bagian takdirku"
يادنيا اخدمي من خدامني
Wahai dunia layani orang yang mengamalkanku baik bil mulang bil amal layani apa yang dia inginkan.
Khy abdul karim lirboyo
كن عالما متعلما وا سامع وحبا ليس واحد
Jadilah kamu alim terus mencari mendengar mencintai dan jangan kamu tidak meyukai salah satu dari nya
ان الله اوليأالله
لا خوفون عليهم ولا هم يحزانون
Ketahuilah orang orang yang menolong agama allah
Tak ada takut dalam hati mereka,tak ada takut dalam jiwa mereka
Dan tidak pula mereka bersedih
Saudaraku, semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan taufiq kepadamu, setiap insan di dalam menjalani kehidupan di dunia ini, ia tidak bisa terlepas dari segala macam bentuk hiruk-pikuk dunia yang harus ia hadapi.
Mulai dari tanggung jawab yang diberikan kepadanya, amanah yang ia emban, kewajiban yang harus ia tunaikan, bahkan akhir-akhir ini,
Semua ini tak lain adalah di antara ‘bunga-bunga’ kehidupan di atas muka bumi yang suka atau tidak suka harus dilalui bersama, terkadang hal tersebut menjadikan dada sebagian manusia terasa sempit, dan hidup terasa berat. Lantas bagaimana terapinya?
Semoga anda menemukan jawabannya dalam beberapa poin di bawah ini.
Lapang Dada
Sebagai seorang manusia yang masih memiliki naluri yang sehat, fitrah yang lurus, tentu ingin sekali memiliki kebahagiaan dalam setiap fase kehidupan, seperti dilapangkan dadanya oleh Sang Pencipta dan dijauhkan dari hal hal yang bisa mempersempit dada sang pemiliknya. Oleh karena itu, di antara sekian banyak kenikmatan Allah Ta’ala yang di karuniakan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nikmat dilapangkan dadanya. Perhatikanlah Firman Allah Ta’ala!
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?”
(QS. Al Insyirah:1)
Kemudian, lihatlah kisah Nabi Musa ‘alaihissalam, ketika beliau diangkat menjadi seorang Nabi, Allah Ta’ala memerintahkan nabi-Nya ini untuk menemui Firaun. lantas apa yang Nabi Musa ‘alaihissalam minta kepada Allah Ta’ala ketika itu?
Pertama kali beliau meminta kelapangan, sembari berkata:
قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى * وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى
“Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, Lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku”
(QS. Thoha: 25-26).
Menjadi Seorang Muslim Sejati
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa di antara sebab terbesar seseorang dilapangkan dadanya oleh Allah Yang Maha Pemurah adalah dijadiakannya ia sebagai seorang Muslim. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)?
Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
(QS. Az-Zumar: 22)
Di ayat lain, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
(QS. Al-An’am: 125).
Menjadi Muslim Sejati itu bukan sekedar dakwaan lisan saja, tapi harus membiasakan dirinya untuk hidup di bawah naungan dan senantiasa berpegang teguh terhadap Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَاىَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
“Barang siapa yang mengikuti petunjukku (Al-Qur’an maupun As-Sunnah) Maka ia tidak akan sesat maupun sengsara”
(QS. Thaha: 123).
Berpegang teguh terhadap Al-Qur’an maupun As-Sunnah, merupakan sebab terbesar seseorang mendapatkan kemenangan dan keberhasilan di dunia maupun di akherat. Di dunia ia akan merasakan lapangnya dada, dan damainya hati. Hal ini dikarenakan ruh yang ia miliki telah terisi dengan nutrisi wahyu dari Sang Pencipta dan Penguasa Alam Semesta.
Kelak ketika ia di akhirat akan memperoleh sesuatu yang tak ada sedikitpun yang mampu menandinginya, yaitu dimasukan kedalam Surga Yang Maha Penyayang. Tidak hanya disitu saja, bahkan di atas itu semua ia diberikan kenikmatan melihat agungnya wajah Allah ‘Azza Wa Jalla.
Menjaga Iman
Saudaraku seiman, setelah kita mengetahui bahwa islam adalah sebab terbesar dilapangkannya dada seseorang, dan diberikannya hidayah dari Allah Yang Maha Pengasih, maka sudah sepantasnya seorang Muslim menjaga dirinya dari segala hal yang mampu menghilangkan pokok keislamannya tersebut.
Menjaga diri dari segala macam bentuk praktek kesyirikan kepada Sang Pencipta, entah itu syirik dalam rububiyyah (Perbuatan Allah Ta’ala Yang Maha Sempurna), uluhiyyah (Hak Allah Ta’ala sebagai satu-satunya yang berhak disembah di atas muka bumi ini), maupun asma dan sifat (Nama-nama Allah Yang Maha Indah Dan sifat-sifatNya Yang Maha Agung).
Manfaat yang bisa diraih ketika menjauhkan diri dari dosa-dosa yang paling besar tersebut, agar menjadikan hidup terasa lebih bermakna dan jauh dari kesempitan. Allah Ta’ala berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.”
(QS. Al-An’am: 82).
Lain halnya dengan mereka, orang-orang kafir yang selalu melakukan kesyirikan. Hakikat kehidupan mereka diumpamakan bagaikan orang yang memiliki dada yang sempit, sehingga berujung pada kesengsaraan hidup. Allah Ta’ala berfirman:
حُنَفَآءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِۦ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ ٱلطَّيْرُ أَوْ تَهْوِى بِهِ ٱلرِّيحُ فِى مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.”
(QS. Al-Hajj: 31).
Lisan Yang Basah Untuk Berdzikir
Di antara sebab diluaskannya dada seseorang adalah senantiasa memperbanyak dzikir kepada Allah Ta’ala. Perhatikanlah Firman-Nya berikut ini!
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28).
Maka dari ayat ini, kita diingatkan bahwa dengan memperbanyak dzikir, hati terasa lapang, dan hidup terasa lebih bermakna. Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutkan tentang faedah berdzikir kepada Allah Ta’ala. Ia menyebutkan bahwasanya dengan berdzikir memiliki lebih dari seratus faedah, di antaranya beliau menukilkan perkataan gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah, bahwa ia pernah mendengar gurunya berkata (artinya):
“(ketereratan) dzikir terhadap hati, bagaikan (ketereratan) air terhadap ikan. Maka apa yang akan terjadi bila ikan di pisahkan dari air?”

